Apa Manfaat Teh? Benarkah Teh Menghambat Penyerapan Zat Besi (Fe) dalam Tubuh?
![]() |
Teh Minuman Kaya Rasa |
Teh adalah salah satu minuman paling populer di dunia. Dari teh hijau, teh hitam, hingga teh oolong—setiap jenis memiliki keunikan rasa dan manfaat kesehatan yang telah diakui sejak ribuan tahun silam. Namun di balik popularitas dan khasiatnya, ada pula kontroversi seputar dampak teh terhadap penyerapan zat besi (Fe) dalam tubuh manusia. Benarkah teh bisa menghambat penyerapan zat besi? Bagaimana mekanismenya? Mari kita bahas secara menyeluruh.
Manfaat Kesehatan Teh yang Telah Terbukti
Teh bukan hanya menyegarkan, tapi juga kaya akan senyawa
bioaktif yang berkontribusi pada kesehatan. Berikut beberapa manfaat utama teh
berdasarkan riset ilmiah:
1. Kaya Antioksidan
Teh mengandung flavonoid, polifenol, dan katekin yang
berfungsi sebagai antioksidan kuat. Antioksidan ini membantu melawan radikal
bebas yang merusak sel dan mempercepat penuaan, serta berpotensi menyebabkan
kanker.
2. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi teh secara rutin dapat
menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), menstabilkan tekanan darah, dan
meningkatkan kesehatan pembuluh darah—semua ini membantu menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular.
3. Mendukung Penurunan Berat Badan
Teh hijau secara khusus telah dikaitkan dengan peningkatan
metabolisme dan pembakaran lemak. Kandungan EGCG (epigallocatechin gallate)
berperan dalam meningkatkan pengeluaran energi tubuh.
4. Meningkatkan Fungsi Otak
Kafein dalam teh dapat meningkatkan kewaspadaan,
konsentrasi, dan suasana hati. Kombinasi kafein dan L-theanine menghasilkan
efek stimulan yang lebih stabil dibanding kopi.
5. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Beberapa jenis teh herbal (seperti peppermint dan chamomile)
membantu mengurangi gejala gangguan pencernaan, seperti perut kembung dan mual.
Teh dan Penyerapan Zat Besi: Apa Hubungannya?
Meskipun teh kaya manfaat, sejumlah penelitian juga
menunjukkan bahwa teh bisa menghambat penyerapan zat besi, terutama zat
besi non-heme (jenis zat besi yang berasal dari tumbuhan). Mengapa hal ini
terjadi?
1. Peran Tannin dan Polifenol
Teh, terutama teh hitam dan teh hijau, mengandung senyawa
bernama tannin (juga dikenal sebagai polifenol). Tannin ini memiliki
kemampuan untuk berikatan dengan zat besi non-heme di saluran
pencernaan. Ikatan tersebut menghasilkan senyawa kompleks yang tidak dapat
diserap oleh tubuh, sehingga zat besi akan dikeluarkan melalui feses.
2. Zat Besi Non-Heme vs. Heme
Untuk memahami konteksnya, penting untuk mengenal dua jenis
zat besi:
- Zat
Besi Heme: Berasal dari sumber hewani seperti daging merah, ayam,
ikan. Diserap tubuh lebih mudah dan tidak dipengaruhi oleh teh.
- Zat
Besi Non-Heme: Berasal dari tanaman seperti bayam, kacang-kacangan,
dan sereal. Lebih mudah terpengaruh oleh inhibitor seperti teh, kalsium,
dan fitat.
Dengan demikian, efek teh terhadap penyerapan zat besi lebih
signifikan pada vegetarian atau mereka yang dietnya dominan berbasis nabati.
Bukti Ilmiah yang Mendukung
Berbagai penelitian telah menguatkan klaim bahwa teh dapat
menurunkan penyerapan zat besi, antara lain:
- British
Journal of Nutrition (1979) menunjukkan bahwa konsumsi teh bersama
makanan menurunkan penyerapan zat besi hingga 60%.
- American
Journal of Clinical Nutrition (1999) melaporkan bahwa orang yang minum
teh selama makan memiliki tingkat ferritin serum (penanda cadangan zat
besi) yang lebih rendah dibanding yang tidak.
Namun, penting dicatat bahwa efek ini tidak signifikan
jika:
- Minum
teh jauh setelah makan (misalnya 1-2 jam kemudian),
- Konsumsi
makanan kaya zat besi heme,
- Diet
secara keseluruhan kaya vitamin C, yang justru meningkatkan penyerapan zat
besi.
Bagaimana Mengatasi Dampak Negatif Teh terhadap Zat Besi?
Jika Anda pencinta teh tetapi khawatir dengan asupan zat
besi, berikut adalah tips yang bisa membantu:
1. Minum Teh di
Luar Waktu Makan
Usahakan untuk tidak minum teh langsung setelah makan.
Tunggu setidaknya 1-2 jam setelah makan untuk menghindari interaksi
antara tanin dan zat besi.
2. Perbanyak
Konsumsi Vitamin C
Vitamin C (askorbat) secara signifikan meningkatkan
penyerapan zat besi non-heme. Konsumsi makanan kaya vitamin C seperti jeruk,
jambu biji, stroberi, dan tomat bersamaan dengan makanan sumber zat besi.
3. Konsumsi Sumber
Zat Besi Heme
Jika memungkinkan, tingkatkan asupan daging, hati, ikan, dan
ayam sebagai sumber zat besi yang lebih stabil penyerapannya.
4. Pertimbangkan
Suplemen Jika Perlu
Bagi individu dengan risiko anemia defisiensi besi, suplemen
zat besi bisa dipertimbangkan. Namun, konsultasikan dulu dengan dokter.
Siapa yang Perlu Waspada?
Efek penghambatan zat besi oleh teh bisa berdampak lebih
besar pada kelompok-kelompok berikut:
- Wanita
hamil dan menyusui
- Remaja
perempuan
- Vegetarian
dan vegan
- Individu
dengan anemia atau kadar zat besi rendah
Teh adalah minuman alami yang menawarkan segudang manfaat
kesehatan—dari perlindungan terhadap radikal bebas, mendukung kesehatan
jantung, hingga menjaga fungsi otak. Namun, di balik semua manfaat itu,
terdapat risiko kecil yang perlu diperhatikan: kemampuan teh untuk
menghambat penyerapan zat besi non-heme karena kandungan tanin dan
polifenolnya.
Bukan berarti Anda harus menghentikan konsumsi teh. Kuncinya
ada pada waktu konsumsi dan pola makan seimbang. Selama Anda
menjaga pola makan yang kaya zat besi dan vitamin C, serta tidak minum teh
terlalu berdekatan dengan waktu makan, manfaat teh bisa tetap Anda nikmati
tanpa khawatir.
Jadi, tetaplah menikmati secangkir teh Anda—dengan sedikit
penyesuaian waktu dan porsi, manfaatnya tetap lebih besar daripada risikonya.
Posting Komentar