Apa Itu Garam Bambu (Jugyeom)? Semua yang Perlu Anda Ketahui

Table of Contents

 

Garam Bambu 

Apa Itu Garam Bambu (Jugyeom)? Semua yang Perlu Anda Ketahui

Garam bambu, yang dikenal dalam bahasa Korea sebagai Jugyeom, adalah jenis garam yang dihasilkan melalui proses unik yang melibatkan pemanggangan garam laut dalam batang bambu. Proses ini tidak hanya meningkatkan rasa dan aroma garam, tetapi juga memperkaya kandungan mineral dan sifat terapeutiknya. Garam bambu memiliki nilai gizi dan kesehatan yang telah diakui dalam pengobatan tradisional, khususnya di Asia Timur. Penelitian menunjukkan bahwa garam ini mengandung berbagai elemen mineral seperti kalsium, magnesium, dan seng, yang berkontribusi terhadap banyak manfaat kesehatan (Kumar, 2021; (Lee et al., 2019; Kumar et al., 2017).

Proses Pembuatan Garam Bambu

Produksi garam bambu dilakukan dengan mengisi garam laut ke dalam batang bambu, yang kemudian dipanggang dalam api kayu pinus. Proses pemanggangan ini berlangsung hingga sembilan kali, yang memungkinkan garam mendapatkan sifat alkalin yang lebih tinggi dibandingkan garam laut biasa, dengan pH sekitar 11 (Lee et al., 2019; Lee et al., 2022). Prosedur ini menghilangkan impuritas dalam garam dan memfasilitasi penyerapan mineral dari bambu, menciptakan garam yang lebih bersih dan lebih kaya nutrisi (Lee et al., 2019; Hong et al., 2013).

Manfaat Kesehatan Garam Bambu

Garam bambu dikenal memiliki berbagai khasiat yang bermanfaat untuk kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa garam ini memiliki efek antimikroba, yang dapat membantu mengurangi pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Enterococcus faecalis dan Candida albicans (Kumar, 2021; Kumar et al., 2017). Selain itu, garam ini juga semakin dipahami sebagai agen anti-inflamasi yang efektif, mendukung pemulihan pada jaringan yang meradang (Lee & Choi, 2015; (Nam et al., 2014; .

Berbagai studi juga menunjukkan potensi garam bambu dalam mengatasi masalah kesehatan yang lebih serius. Misalnya, beberapa penelitian menyebutkan bahwa garam bambu dapat memiliki efek antikanker, mendukung sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi risiko metastasis sel kanker (Kim et al., 2021; Zhao et al., 2013; . Efek-efek ini terkait dengan kemampuannya untuk meningkatkan respons imun tubuh dan mengurangi peradangan (Nam et al., 2014; Zhao et al., 2013; Zhao et al., 2012).

Garam Bambu dalam Penggunaan Sehari-hari

Garam bambu sering digunakan dalam memasak dan sebagai perasa makanan. Selain itu, garam ini juga telah diintegrasikan menjadi komponen dalam produk kesehatan seperti pasta gigi dan obat kumur. Penerapan ini didasarkan pada kemampuannya untuk menanggulangi karies gigi dan mendukung kesehatan mulut secara keseluruhan (Lee et al., 2019; Choi, 2012; (Biria et al., 2022). Penelitian lebih lanjut menegaskan bahwa penggunaan pasta gigi berbasis garam bambu dapat mengurangi peradangan gusi dan meningkatkan kesehatan periodontal (Biria et al., 2022).

Poin Penting tentang Garam Bambu

Dalam rangka untuk lebih memahami peran garam bambu dalam kesehatan dan kesejahteraan, penting untuk mempertimbangkan beberapa aspek mengenai sifat dan penggunaannya. Meskipun memiliki banyak manfaat, penggunaannya tetap harus dalam batas wajar, mengingat bahwa garam, dalam jumlah berlebihan, dapat meningkatkan risiko kesehatan lainnya seperti hipertensi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa garam bambu cenderung tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah seperti garam biasa (Kim et al., 2013).

Akhirnya, garam bambu adalah contoh yang menarik dari penggunaan bahan alami dalam pengobatan tradisional dan modern. Dengan semakin banyaknya studi mengenai sifat-sifat menguntungkan dari garam ini, diharapkan akan ada peningkatan pemahaman dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi

  1. Biria, M., Rezvani, Y., Roodgarian, R., Rabbani, A., & Iranparvar, P. (2022). Antibacterial effect of an herbal toothpaste containing bamboo salt: A randomized double-blinded controlled clinical trial. BMC Oral Health, 22(1), Article 548. https://doi.org/10.1186/s12903-022-02224-z
  2. Choi, C. (2012). Effects of bamboo salt on dental caries prevention. Journal of the Korean Dental Association, 50(9), 552–557. https://doi.org/10.22974/jkda.2012.50.9.002
  3. Hong, W., Joo, J., Jung, O., Moon, S., & Park, K. (2013). Insight into bamboo salt effects on hydrolysis of organic tri-esters. Bulletin of the Korean Chemical Society, 34(6), 1927–1929. https://doi.org/10.5012/bkcs.2013.34.6.1927
  4. Kim, H., Han, D., Kim, J., Yoo, M., Lee, J., Kim, H., … Jeong, H. (2021). An anti-cancer effect of Sambou bamboo salt™ in melanoma skin cancer both in vivo and in vitro models. Journal of Food Biochemistry, 45(9), e13903. https://doi.org/10.1111/jfbc.13903
  5. Kim, Y., Lee, E., & Kim, H. (2013). Surprisingly, traditional purple bamboo salt, unlike other salts, does not induce hypertension in rats. Tang [Humanitas Medicine], 3(2), 16.1–16.5. https://doi.org/10.5667/tang.2013.0005
  6. Kumar, P. (2021). Depth of penetration and antimicrobial activity of 5% and 10% bamboo salt, 2% chlorhexidine gel and calcium hydroxide against Enterococcus faecalis – An in vitro study. European Endodontic Journal, 6(2), 133–138. https://doi.org/10.14744/eej.2021.09709
  7. Kumar, P., Vidhya, S., & Mahalaxmi, S. (2017). Antimicrobial efficacy of various concentrations of bamboo salt against Enterococcus faecalis and Candida albicans: An in vitro study. Journal of Operative Dentistry & Endodontics, 2(2), 65–68. https://doi.org/10.5005/jp-journals-10047-0039
  8. Lee, H., & Choi, C. (2015). Anti-inflammatory effects of bamboo salt and sodium fluoride in human gingival fibroblasts – An in vitro study. The Kaohsiung Journal of Medical Sciences, 31(6), 303–308. https://doi.org/10.1016/j.kjms.2015.03.005
  9. Lee, H., Park, A., & Oh, H. (2019). Effects of bamboo salt with sodium fluoride on the prevention of dental caries. Journal of Dental Hygiene Science, 19(4), 288–293. https://doi.org/10.17135/jdhs.2019.19.4.288
  10. Lee, T., Jeong, H., An, D., Kim, H., Cho, J., Hwang, D., … Moon, J. (2022). Bamboo salt and triple therapy synergistically inhibit Helicobacter pylori-induced gastritis in vivo: A preliminary study. International Journal of Molecular Sciences, 23(22), 13997. https://doi.org/10.3390/ijms232213997
  11. Nam, S., Oh, H., Choi, Y., Park, K., Kim, H., & Jeong, H. (2014). Inhibition of IL-32 signaling by bamboo salt decreases pro-inflammatory responses in cellular models of allergic rhinitis. Journal of Medicinal Food, 17(9), 939–948. https://doi.org/10.1089/jmf.2013.2996
  12. Zhao, X., Deng, X., Park, K., Qiu, L., & Pang, L. (2012). Purple bamboo salt has anticancer activity in TCA8113 cells in vitro and preventive effects on buccal mucosa cancer in mice in vivo. Experimental and Therapeutic Medicine, 5(2), 549–554. https://doi.org/10.3892/etm.2012.848
  13. Zhao, X., Kim, S., & Park, K. (2013). Bamboo salt has in vitro anticancer activity in HCT-116 cells and exerts anti-metastatic effects in vivo. Journal of Medicinal Food, 16(1), 9–19. https://doi.org/10.1089/jmf.2012.2316


Posting Komentar